Resensi Buku

Bookmark and Share
udul : The Evolution of Calpurnia Tate
Peresensi: Truly Rudiono
Penerjemah: Berliani M. Nugrahani
Penyunting : Nadya Andwiani
Terbit: November 2010
Penerbit: Matahati
Apa salahnya jika kita berbeda?
Sebuah pertanyaan kecil yang diajukan oleh Satrio Wibowo alias Bowo seorang penulis muda berbakat pada Bunda Yeni . Untuk beberapa saat pertanyaan Bowo mengusik saya. Beberapa anak yang juga ”berbeda” ada disekeliling saya. Saya hanya berharap mereka memiliki kemauan keras seperti Bowo. Jika berbeda itu dianggap salah, maka tidak akan ada  penemu dalam kehidupan kita. Semangat Bowo………………!

Mungkin pertanyaan itu juga yang sering timbul dalam benak Calpurnia  Virginia Tate, biasa dipanggil Callie Vee. Seorang gadis kecil  berusia sebelas tiga per empat  tahun, satu-satunya anak perempuan dari tujuh bersaudara. Segudang pertanyaan berkecamuk dalam dirinya.  Apa salahnya jika aku ingin meneliti seperti kakek, apa salahnya jika aku  ingin menjadi naturalis, apa   salahnya jika  tidak jago menisik, menyulan dan memasak. Toh ada Viola yang memasak.
Pada akhir tahun 1899 seorang gadis kecil yang bercita-cita menjadi ilmuwan adalah hal yang berbeda. Berbeda juga jika buku yang dibaca adalah  buku The Origin of Species karya Charles Darwin alih-alih The Science of  Housewifery. Berbeda saat itu dianggap sesuatu yang teramat sangat mengkhawatirkan. Bukannya belajar menjadi seorang wanita yang anggun dan pandai dalam urusan rumah tangga, Callie Vee malah sibuk meneliti hal-hal yang dianggapnya menarik. Rasa keingintahuannya yang besar  bak gayung bersambut dengan sang kakek yang seorang ilmuwan.
Hari-hari Callie Vee  lebih sering dilewatinya bersama sang kakek. Menjelajah ladang, meneliti spesial baru, membuat percobaan hingga menemukan sebuah spesias baru. Callie Vee  bahkan sudah mulai membaca  beraneka ragam buku ilmiah yang akan sulit dicerna oleh anak lain seusianya. Sang kakek memberikan perlakuan istimewa baginya, termasuk mengajaknya memasuki perpustakaan, sebuah tempat pribadi sang kakek.
Bagi Callie Vee , hanya sang kakek yang memahami dirinya. ”Hanya aku yang berarti bagi kakek. Dan hanya kakeklah yaang berarti bagiku” Apalagi saat sang ibu memaksanya untuk belajar memasak tiap minggu. Baginya itu merupakan pekerjaan yang sia-sia untuk dilakukan  sekarang. Usaha kerasnya selama sekian jam akan berakhir hanya dalam hitungan menit, masuk dalam perut keluarganya.  Atau saat ia dipaksa merajut kaos kaki sebagai hadiah natal.
Atau saat ia dipaksa merajut kaos kaki sebagai hadiah natal. Bukannya ia tak cinta keluarga, tapi  bagi Callie Vee itu bukanlah hal yang menyenangkan jika dibandingkan mengambil contoh spesimen di danau.
Saya akan menyebut Callie Vee dan Bowo sebagai pribadi yang unik, bukan yang berbeda. Darwin sempat dianggap berbeda. Namun saat ini sedikit yang tidak mengenal nama  darwin dalam bidang akademis. Jadi tak ada salahnya khan memiliki kepribadian unik?
Saya sungguh mengerti bagaimana perasaan Callie Vee.Dari kecil, saat libur sekolah saya sibuk pergi kemping sementara sepupu saya asyik menonton televisi atau video di rumah (ketahuan jaman jadulnya ^_^). Saya sibuk menabung untuk membeli satu set  buku petualangan anak-anak,  mereka  menabung untuk membeli baju lebaran. Atau saat ini, saya lebih suka meluangkan waktu istirahat di kantor untuk menuntaskan sekian bab sambil membuka bekal makan siang dari pada makan siang ke lokasi yang jauh, saat kembali sudah lapar lagi.
Selain mengisahkan mengenai hari-hari ceria  Callie Vee, kita juga akan diajak menikmati kehidupan di tahun 1899. Kita akan menemukan  Kartu Berkunjung, menunjukkan kemesraan pada pasangan yang sah  masih dianggap  tabu dan yang terpenting adalah belum adanya persamaan gander. Simak saja pertengkaran Callie Vee dengan kakak laki-lakinya.  ”Anak perempuan tidak dibayar,” tukas Lamar. ”Anak perempuan bahkan tidak boleh ikut pemungutan suara. Anak perempuan tidak dibayar. Anak perempuan tinggal di rumah.
Setiap bab buku in dimulai dengan  kutipan yang diambil dari buku The Origin of Species karya Charles Darwin. Kutipan yang dipilih terasa sangat pas untuk menjelaskan apa inti yang ingin disampaikan oleh penulis dalam bab itu, terutama dari sisi ilmiah. SUngguh buku yang menantang! isinya tidak seringan yang saya duga, apalagi jika melihat dari kovernya.
Satu ungkapan yang sedikit kurang saya setuju dalam buku ini. Callie Vee mengatakabn, “Ranjang , buku, anak kucing, sandwich.. Semua yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan” Ok…. buat saya menjadi ”Ranjang, buku, coklat, teh manis hangat, peri buku. Semua yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan”
Saya jadi merasa tertantang membaca buku  The Origin of Species . Jika Callie Vee, yang berusia sebelas tiga per empat  tahun mampu membacanya kenapa saya tidak mencobanya. Tantangan baru.

sumber : http://resensibuku.com/?p=1029

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Artikel Terkait